Pages

Tampilkan postingan dengan label Bahasa Indonesia. Tampilkan semua postingan
Tampilkan postingan dengan label Bahasa Indonesia. Tampilkan semua postingan

Senin, 18 Februari 2013

Bahasa Indonesia :Contoh Dialog dengan Ayah



Di ruang makan sebelum berangkat sekolah
Saya    : “Ayah,mengapa bermuka masam ?”
Ayah   : Ada pelanggan ayah yang kecewa karena lama menunggu service motor.
Saya    : “Memangnya bengkel ayah kemarin ramai ?”
Ayah   : Alhamdullilah ramai akan tetapi pelanggan ayah mendesak service motor duluan  
              padahal harus mengantri
Saya    : Ya sudah,semoga masalahnya cepat selesai peni mau berangkat
              sekolah,assalmmualikum warahmatullahi wabarakatuh.
Ayah   : Amin..baik-baik ya disekolah belajar yang rajin,wassalammualaikum warahmatullahi
             wabarakatuh.
Saya    :Insya alaah peni belajar yang rajin Ayah,sekarang ayo antar peni kesekolah
Ayah   :Ayo, yuk kita  berangkat sekarang 
Share:

Kamis, 31 Januari 2013

Bahasa Indonesia :Contoh Laporan


Setu Babakan
Hari,tanggal    :Senin,28 januari 2013
Tempat            :Setu babakan(perkampungan betawi)
Waktu                         :08.00-10.00
Kegiatan          :Olahraga ke setu babakan
Isi laporan       :
            Tanggal Senin,28 januari 2013.Saya pergi ke perkampungan betawi bersama teman-teman di homeschooling alam.Kami kesana menaiki angkutan umum saya duduk di depan sendirian.Kami sangat menikmati perjalanan karena semilir angin berhembus kencang dan di belakang banyak yang duduk lesehan menikmati perjalanan di belakang juga banyak yang mengobrol,tetapi saya hanya diam karena saya di belakanbg.
            Sesampainya disana ada banyak anjing,saya agak ketakutan karena anjing nya cukup besar.Saya berjalan-jalan di sekitar danau,foto-foto foto nya lama dan gak dapet-dapet karena semua nya susah diatur.Kami semua mengusulkan untuk menaiki sepeda air akan tetapi kata pak marso air nya lagi pasang jadi kami tidak naik sepeda air,kami sedikit kecewa karena           tidak naik sepeda air.
            Ketika di sana saya berjalan-jalan dan melihat rumah betawi.Kami foto-foto disana dan melihat rumah betawi asli ketika kami hendak pulang ada umbul-umbul salah satu dari kami ada yang mau mengambil nya kata orang yang punya boleh diambil semua maka kami mengambilnya berebutan juga lagi rumah nya menarik dan juga ada panggung yang besar kami naik kesana dan berfoto lagi.
            Setelah itu kami berjalan lagi dan menaiki jembatan 2 kali berwarna hijau yang jembatan kedua ada yang bolong 1 kayu jadi kami harus hati-hati,kami juga sedikit takut karena dibawah ada danau nya dan kami jadi membayangkan takut kalau kami jatuh dari jembatan di jembatan syahra berjalan pelan karena tetapi anak-anakn laki-laki berlari pak marso mengingatkan untuk tidak berlari dan menunggu syahra.
            Setelah kami melewati jembatan kami hendak pulang,kami semua agak bingung karena tidak tahu jalan nya.akhirnya kami putuskan melewati kuburan,kami sedikit takut akan tetapi kami memberanikan diri melewati nya.kami semua diam ketika melewati kuburan.setelah kami melewati kuburan jalan raya pun mulai terlihat kami semua senang karena capek sudah pengen pulang.akhirnya kami pulang naik angkot saya bersama kiki duduk di depan.
Alhamdulillah selesai deh….
Share:

Senin, 28 Januari 2013

Bahasa Indonesia :Puisi Tentang Jakarta


Jakarta 
karya :peni rizki yani
Jakarta….
Hiruk piruk kota
Gedung pencakar langit tampak berdiri tegak
Tetapi dibaliknya tersimpan
Duka yang mendalam
Mencabik-cabik hati orang yang tak punya
Karena susahnya kehidupan disana
Jakarta…
Menjadi lautan manusia
Menjadi lautan air
Nyawa-nyawa yang melayang
Tidak dapat terhindar lagi
Akibat keserakahan manusia
Jakarta……
Membuat dada sesak
Akibat polusi  udara
Mobil dan motor saling berhimpit
Kemacetan pun tak dapat terhindarkan
Jakarta…
Begitu banyak masalah
Siapa yang bersalah
Entahlah semoga kita bisa merubah nya
Share:

Sabtu, 12 Januari 2013

Bahasa Indonesia :Unsur Instrinstik Cerita Malin Kundang



1)Tema :Keagamaan
2)Tokoh :malin kundang,ibu malin kundang,ayah malin kundang dan istri malin kundang
Protagonis:ibu malin kundang dan malin kundang
Anatagonis :malin kundang,istri malin kundang,ayah malin kundang
Tritagonis :
Analitik :malin kundang
Dramatik :istri malin kundang, ibu malin kundang ,ayah malin kundang
3)Latar :
Tempat :Sumatera barat dan laut
Waktu :pagi hari
4)Alur:maju (pengenalan-awal perselihan-menuju konflik-konflik memuncak-penyelesaian.
5)Sudut pandang :orang ketiga diluar cerita
6)Amanat :kita tidak boleh durhaka
7)Penggolongan dongeng :legenda



Malin Kundang
Pada suatu waktu, di desa terpencil ada sebuah keluarga nelayan di pesisir pantai wilayah Sumatera Barat. Karena kondisi keuangan keluarga memprihatinkan, sang Ayah memutuskan untuk mencari nafkah di negeri seberang dengan mengarungi lautan yang luas. Ayah Malin tidak pernah kembali ke kampung halamannya sehingga ibunya harus menggantikan posisi ayah Malin untuk mencari nafkah.
Malin termasuk anak yang cerdas tetapi sedikit nakal. Ia sering mengejar ayam dan memukulnya dengan sapu. Suatu hari ketika Malin sedang mengejar ayam, ia tersandung batu dan lengan kanannya luka terkena batu. Luka tersebut menjadi berbekas dilengannya dan tidak bisa hilang.
Karena merasa kasihan dengan ibunya yang banting tulang mencari nafkah untuk membesarkan dirinya. Malin memutuskan untuk pergi merantau agar dapat menjadi kaya raya setelah kembali ke kampung halaman kelak.
Awalnya Ibu Malin Kundang kurang setuju, mengingat suaminya juga tidak pernah kembali setelah pergi merantau tetapi Malin tetap bersikeras sehingga akhirnya dia rela melepas Malin pergi merantau dengan menumpang kapal seorang saudagar. Selama berada di kapal, Malin Kundang banyak belajar tentang ilmu pelayaran pada anak buah kapal yang sudah berpengalaman.
Di tengah perjalanan, tiba-tiba kapal yang dinaiki Malin Kundang di serang oleh bajak laut. Semua barang dagangan para pedagang yang berada di kapal dirampas oleh bajak laut. Bahkan sebagian besar awak kapal dan orang yang berada di kapal tersebut dibunuh oleh para bajak laut. Malin Kundang beruntung, dia sempat bersembunyi di sebuah ruang kecil yang tertutup oleh kayu sehingga tidak dibunuh oleh para bajak laut.
Malin Kundang terkatung-katung di tengah laut, hingga akhirnya kapal yang ditumpanginya terdampar di sebuah pantai. Dengan tenaga yang tersisa, Malin Kundang berjalan menuju ke desa yang terdekat dari pantai. Desa tempat Malin terdampar adalah desa yang sangat subur. Dengan keuletan dan kegigihannya dalam bekerja, Malin lama kelamaan berhasil menjadi seorang yang kaya raya. Ia memiliki banyak kapal dagang dengan anak buah yang jumlahnya lebih dari 100 orang. Setelah menjadi kaya raya, Malin Kundang mempersunting seorang gadis untuk menjadi istrinya.
Berita Malin Kundang yang telah menjadi kaya raya dan telah menikah sampai juga kepada ibu Malin Kundang. Ibu Malin Kundang merasa bersyukur dan sangat gembira anaknya telah berhasil. Sejak saat itu, ibu Malin setiap hari pergi ke dermaga, menantikan anaknya yang mungkin pulang ke kampung halamannya.
Setelah beberapa lama menikah, Malin dan istrinya melakukan pelayaran disertai anak buah kapal serta pengawalnya yang banyak. Ibu Malin yang melihat kedatangan kapal itu ke dermaga melihat ada dua orang yang sedang berdiri di atas geladak kapal. Ia yakin kalau yang sedang berdiri itu adalah anaknya, Malin Kundang beserta istrinya.
Ibu Malin pun menuju ke arah kapal. Setelah cukup dekat, ibunya melihat bekas luka dilengan kanan orang tersebut, semakin yakinlah ibunya bahwa yang ia dekati adalah Malin Kundang. "Malin Kundang, anakku, mengapa kau pergi begitu lama tanpa mengirimkan kabar?", katanya sambil memeluk Malin Kundang. Tetapi melihat wanita tua yang berpakaian lusuh dan kotor memeluknya, Malin Kundang menjadi marah meskipun ia mengetahui bahwa wanita tua itu adalah ibunya, karena dia malu bila hal ini diketahui oleh istrinya dan juga anak buahnya.
Mendapat perlakukan seperti itu dari anaknya, ibu Malin Kundang sangat marah. Ia tidak menduga anaknya menjadi anak durhaka. Tidak berapa lama kemudian Malin Kundang kembali pergi berlayar dan di tengah perjalanan datang badai dahsyat menghancurkan kapal Malin Kundang. Ditengah kekacauan itu, diwaktu yang sama dan tempat yang lain ibu Malin Kundang sedang berdoa. Karena kemarahannya yang memuncak, ia pun berteriak "Tuhan! Jika benar ia Malin anakku, KUKUTUK DIA JADI BATU!"
Tepat setelah itu tubuh Malin Kundang perlahan menjadi kaku dan lama-kelamaan akhirnya berbentuk menjadi sebuah batu karang. Sampai saat ini Batu Malin Kundang masih dapat dilihat di sebuah pantai bernama pantai Air Manis, di selatan kota Padang, Sumatera Barat.

Share:

Sample Text

BTemplates.com

Diberdayakan oleh Blogger.

Sample text

Sample Text

Ads 468x60px

Animated Pictures Comments Pictures
More Images @ MyNiceProfile.comFlag Counter

Artis - Judul

www.ex-musik.blogspot.com

Followers

Featured Posts

Social Icons

Translate